Sudah lama sekali tidak menulis di blog ini. *tiup2 debu*
Oke. Kali ini saya mau cerita tentang pengalaman ikut ATLS alias Advance Trauma Life Support. Buat para
TS dokter pasti tau lah apa sih ATLS. Bahasa awamnya sih, “kursus bedah dan
trauma” gitulah kurang lebihnya. Biasanya TS yang mau jaga IGD atau PPDS atau
kerja di perusahaan yang sifatnya terpencil entah offshore entah onshore
disyaratkan punya sertifikat course
ini.
Motivasi saya ikut ATLS ini karena saya mau PPDS ortho. *mimpi deh. badan mini kayak gini*. Saya ingin
ikut course ini karena saya ga suka bedah dan trauma, suka ga pede kalau lihat
pasien trauma KLL. Akan tetapi, walau ga suka, tetap harus bisa kan? *ditoyor konsulen bedah*. Selain itu, saat
ini saya sudah hampir selesai internsip, biar siap kerja aja sih. (tetep aja ya. hahaha). Eh apaan sih
dokter internsip? Ituloh dokter yang gajinya turun tiap 3 bulan sekali. #eh
Saya ikut course ini 27 Februari-1 Maret 2015, ikut di center pendidikan
sendiri, RS Dr Moewardi, Surakarta. Homebase nya almamater tercinta, FK Universitas
Sebelas Maret. Biar ngumpul aja sih sama TS lain sealmamater. Tapi ga ada
salahnya kok ikut course ini kapanpun dan dimanapun TS berada (lho, kayak iklan).
ATLS biasanya diadakan di center-center pendidikan. Bukan di hotel macam
ACLS. Kenapa? Mungkin karena menggunakan probandus kambing (yang baunya you-know-how). Peserta ATLS praktik
langsung (cricothyroidotomy, needle thoracocentesis,
pericardiocentesis, pasang chest tube, venaseksi, dll) menggunakan probandus
kambing hidup. Kasian sih, tapi kambingnya dalam pengaruh general anestesi kok.
Jadi ga sakit.. Oh iya, mungkin karena beli kambing itu ya, jadi ATLS jauh
lebih mahal daripada ACLS (IDR 5000K vs IDR 2500K).
Sebelum ATLS, TS dipersilahkan ambil buku dan lembar pretest ke sekre ATLS
di center yang TS pilih sebagai tempat mengikuti ATLS. Dikerjakan pretestnya,
boleh banget lho contek-contekan sama TS lainnya. Jawabannya ada yang persis
kayak di buku, ada yang mikir sendiri, dan ada yang pake acara googling. (kan generasi melek internet, :D).
ATLS ini 3 hari, sama kayak ACLS. Cuma beban materinya lebih berat
dibanding ACLS. Yah silahkan TS bayangin aja. Buku setebal 370-an halaman
dengan bahasa inggris. Terpaksa sih. Karena manual ATLS edisi 9 ini memang
belum ditranslate kedalam bahasa Indonesia. Makanya harus dipelajari dengan
kekuatan ekstra. Namanya juga orang Indonesia ye kan.. :D
Di hari ketiga, saatnya mengikuti post test dan ujian praktik. Post test
berjumlah 40 soal. Batas lulus post test adalah 70, tetapi TS yang nilainya diantara
35-69 diperkenankan mengikuti ujian praktik dengan perbaikan post test secara
online (setelah pelatihan selesai). Setelah mengerjakan post test, sambil
menunggu hasilnya, peserta dipersilahkan makan siang. Setelah itu, TS dipanggil
satu persatu untuk mengikuti ujian praktik. Biasanya sih, ujian praktik
lancar-lancar saja. Probandusnya? Koas atau manekin :)
Sebelum saya ikut ATLS tentu saya juga googling referensi pengalaman ATLS
dari TS di dunia maya (dan dunia nyata juga sih). Setelah saya mengikuti course
ini (oh iya, alhamdulillah sih langsung lulus ga perlu mengulang post test), berdasarkan
pengalaman saya dan TS lain, inilah tips-tips mengikuti ATLS:
- Daftar di center pendidikan sendiri. Kenapa? Biar gampang koordinasi sama sekre ATLS nya masalah pembayaran dan ambil buku dll dsb. Tapi jangan berharap diskonan ya, tetep ga ada tuh. *hiks* Oh iya, dengan daftar di center sendiri, paling tidak kita sudah kenal sama beberapa pembimbing dan penguji (konsulen bedah yang tipenya you-know-who). Jadi kalau dibentak-bentak, dalam hati bisa bilang: “ah.. biasa lah beliau emang gitu.” Hahaha.
- Daftar jauh-jauh hari. Selain menyiapkan mental, bisa tanya-tanya dan pinjem dulu manual punya TS lain yang sudah ikut duluan (jangan jauh-jauh tapi periodenya, biar materinya ga jauh beda).
- Baca buku manual sampai habis. Ada belasan bab dari awal initial assessment sampai dengan transfer. Dibaca semua jangan sampai ada yang terlewat. Paling penting untuk menekankan pada bagian yang tercetak tebal dan juga yang berwarna merah. Soal post test berkisar dari isi buku manual tersebut. Insya Allah kalau baca manual sampai habis dan mengikuti pelatihan dengan baik, bisa deh mengerjakan post test nya dengan lancar.
- Ambil kopi disetiap break. Walau bikin dispepsia, tapi kopi sangat membantu menstabilkan GCS TS tetap menjadi 15 saat sedang memperhatikan materi dari instruktur. Maklum, dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore, gimana ga ngantuk?
- Belajar bareng dengan TS lain yang ikut pelatihan. Selain bisa latihan ujian praktek bareng, bisa juga membahas soal-soal dari aplikasi di appstore/playstore yang judulnya MyATLS kalo ga salah (silahkan TS search sendiri ya..). Walau tingkat kesulitannya level dewa. Alias susah banget.
- Jangan berharap bisa contek-menyontek. Ga bisa, soalnya kursinya dijauh-jauhin. *huks* TS Cuma bisa mengandalkan kemampuan dan tentunya keberuntungan diri sendiri. (saya banget nih yg bagian “beruntung”) hahaha.
- Berdoa. Apalagi yang bisa dilakukan kalau usaha sudah mentok? Hohoho.
Oh iya, dari 35 peserta, ada 7 orang
yang langsung lulus tanpa perbaikan posttest dan mendapatkan sertifikat saat
itu juga. Walau direktur course sempat
membully kami (yang katanya bahasa
inggrisnya agak malu-maluin), pada akhirnya beliau cukup lega karena jumlah
peserta yang lulus ini 2 kali lipat dari peserta ATLS yang lulus di Jakarta. *prok prok prok*
Akhir kata, demikian sekelumit pengalaman saya dalam mengikuti ATLS dan juga beberapa tips yang ngawur, semoga
bermanfaat. Selamat mengikuti ATLS , semoga lancar dan sukses. Aamiin. :)
mengapa setiap yang langsung lulus itu jumlahnya 7 orang ya?
ReplyDeletesetiap saya tanya TS yang ikut course begitu,
Hmm, ikut kagak y?...
ReplyDeleteSerem kaya e, hihihi
Hmm, ikut kagak y?...
ReplyDeleteSerem kaya e, hihihi
Wah serem kali dah bayar mahal belum tentu lulus jg
ReplyDeleteWah serem kali dah bayar mahal belum tentu lulus jg
ReplyDeleteMbak Agatha...salam kenal, aku nisa, FK UNS 2014. aku juga mau post seputar ATLS gara2 kemarin abis jadi volunteer ujian ATLS. eh, nemu blog Mbak ini. salam kenal mbak :)
ReplyDeleteDok, kalau buka App atls dapet kode bukunya darimana ya? Saya cari2 di bukunya ga ada..
ReplyDelete