Tuesday, December 7, 2010

Pemain Timnas Indonesia Yang Tidak Bisa Berbahasa Indonesia


Hari Sabtu yang lalu saat saya makan nasi-lele goreng (hmm, saya lagi hobi makan dengan menu ini, sudah sangat amat bosan dengan unggas), ada sekelompok bapak2-mas2-adik2 yang sedang sibuk nonton pertandingan sepakbola piala AFF 2010, tentu saja dengan suara dan teriakan yang heboh. Saya agak lupa, sepertinya Indonesia-Laos, dimana akhirnya Indonesia menang dengan skor 6-0.
Yang menjadi perbincangan adalah, membaiknya penampilan Indonesia ini setelah sebelumnya mengalahkan Malaysia 5-1, disebut-sebut sebagai hasil dari naturalisasi dua pemain berkewarganegaraan asing, seperti Christian Gonzales dan Irfan Bachdim. Yah, mungkin saja, bisa ya, dan bisa tidak.
Selanjutnya, bahasan akan saya persempit pada Irfan Bachdim. Kenapa? Karena saya sudah bosan mendengar dan melihat beritanya dimana-mana. Mulai dari anak kos yang membahas: “cakep mbak, mendingan daripada Bambang Pamungkas, hehe”. Presenter acara gossip yang meniru gaya selebrasi Bachdim setelah mencetak gol, dengan wajah yang tampak ngefans. Internet (browser favorit tempat semua orang membuat account email) yang beritanya juga membahas Bachdim ini, sampai jejaring sosial tempat orang ngoceh (yang ada gambar burungnya itu lho) yang menjadikannya sebagai trending topic. Sehingga, saya gerah dan merasa perlu membahas hal ini. *hehehe
Menurut saya, pemain sekaliber timnas Indonesia harus menguasai Bahasa Indonesia. Sedangkan, yang saya lihat dan dengar, ia tidak bisa berbahasa Indonesia. Wah, payah dong, karena pemain timnas adalah representator masyarakat Indonesia juga kan. Selain itu, sepertinya gaya hidupnya sangat tidak “Indonesia” sekali. Buktinya, terdapat tato di sepanjang lengan atas dan bawah seperti lengan baju panjang ala Wentworth Miller *tapi Miller jauh lebih keren, hehe*. (Yah, saran saya: Bachdim les bahasa Indonesia aja sana, trus pake baju panjang kayak Tora Sudiro, biar ga keliatan tato nya, ngeri banget liat ada preman di lapangan bola di Indonesia, hehe.)
Kalau mau naturalisasi, kenapa tidak sekalian saja Francesc Fabregas ditarik menjadi WNI? Hahaha. Yah, kalau Indonesia hanya mengandalkan pemain hasil naturalisasi, jelas timnas tidak akan maju. Baiknya klub-klub lokal mulai membenahi sistem regenerasi pemain. Carilah pemain-pemain muda berusia belasan dibawah 15 tahun, kemudian dibina seperti halnya Manchester United atau Arsenal.              
Hal yang saya takutkan, jika PSSI melihat hasil kerja pemain naturalisasi ini bagus dan menganggap perlu adanya lebih banyak naturalisasi pemain. Kenapa? Jangan-jangan nantinya lebih dari 90% timnas inti berisi pemain hasil naturalisasi yang berwajah “indo” dan tidak bisa berbahasa Indonesia. *naudzubillah*. Padahal kan judulnya: Tim Nasional Indonesia…


Sunday, December 5, 2010

Pandemi BlackBerry


Dulu saya pernah ingin membahas topik ini, tapi baru sekarang terlaksana, setelah membaca artikel Yahoo!.
Saya baru saja membaca artikel di Yahoo!, tentang presiden Amerika Serikat yang ternyata tidak menggunakan iPad untuk menemaninya kemana-mana. Obama ternyata hanya dibantu oleh asisten “manual”, yaitu asisten pribadinya yang membawakan buku-buku yang juga manual. Padahal, produk-produk Apple seperti telah menjadi produk IT wajib di Amerika, bahkan menjadi salah satu produk terbaik di dunia (yang jelas lebih keren Macbook lah daripada notebook Taiwan atau China, bahkan Indonesia—yang merknya semakin lama semakin aneh-aneh, haha).
Padahal, presiden kita tercinta SBY akhir-akhir ini sering membawa-bawa iPad (yaah, bukan beliau sendiri sih yang membawa, pasti asistennya) yang terlihat ada di mimbar saat beliau berpidato. Menurut saya, bisa dibilang, presiden merupakan representasi dari masyarakat. Salah satu kebiasaan bangsa Indonesia yang telah membudaya adalah budaya ikut-ikutan.
BlackBerry, sebuah smartphone (saya tidak perlu menjelaskan ya, semua pasti juga sudah mengerti, :p) yang booming sejak kampanye Obama sekarang menyebar dimana-mana seperti pandemi di seluruh Indonesia. Mulai dari para pengusaha, artis dan pejabat yang pertama-tama menggunakannya, sekarang menyebar lebih luas pada karyawan biasa, mahasiswa, bahkan anak sekolah dasar! (yang terakhir ini, wah, saya sangat prihatin, harusnya kan dalam usia sebesar itu perhatian mereka masih terpusat pada bermain, olahraga dan berkegiatan fisik dengan teman sebayanya, bukan fokus pada BlackBerry nya).
BlackBerry Storm
Saya pribadi memandang BlackBerry bukan sesuatu yang sangat perlu untuk saya sendiri. Fungsi berinternet, masih tersedia internet unlimited via modem yang sangat mobile (modemnya sih mobile, tapi laptopnya ‘cukup’ mobile—karena ‘agak’ besar, hahaha). Fungsi telepon dan sms, tentu saja, bisa disediakan juga oleh telepon seluler biasa bahkan yang layarnya monokrom, hehe. Fungsi BlackBerry Messenger memang tidak bisa digantikan apapun (—kecuali Nexian Messenger, haha). Tetapi, menurut saya sms kan juga cepat, hanya dalam hitungan beberapa detik lebih lama teks dapat terkirim.
Suatu saat pernah saya mengantar kakak sepupu saya yang ingin membeli telepon seluler baru. Pilihannya jatuh pada BlackBerry (tipenya lupa), Nokia Supernova (tipe berapa ya, saya lupa juga), dan Sony Ericksson semi smartphone (tipenya juga lupa, hehe :p). Ketika membandingkan ketiganya, kurang lebih percakapan kami seperti ini:
(KSSà Kakak Sepupu Saya; Sà Saya)
KSS         : bagusan yang mana ya dek?
S              : hmm, supernovanya sliding mba, cepet rusak. Kalo Sony Ericksson, lebih kecil daripada BlackBerry, megangnya lebih enak. Tapi kalo BlackBerry, walaupun gede, kan qwerty. Cuma, SE (Sony Ericksson) kan nggak qwerty. Terserah milih mana, kalo aku mending SE nya..
KSS         : qwerty itu apa?
S              : ??????? (berpikir: katanya mau beli BlackBerry, masa qwerty aja kaga tau, ckckck)
Menurut saya, pandemi BlackBerry ini terjadi 30% karena kebutuhan, dan sisanya hanya untuk mengikuti tren. Alasannya? Para pengguna ini rata-rata tidak memanfaatkan alat ini dengan fungsional. Hanya untuk BBMan saja misalnya (wah, khasnya anak muda sekali, haha), atau berinternet saja, misalnya. Padahal, fungsi organizer juga penting lho, agar jadwal para pengusaha atau pejabat ini tidak berantakan.
Banyak pengguna BlackBerry yang masih gaptek alias tidak mengerti (atau malas belajar ya? entahlah,,) caranya menggunakan smartphone itu. Mestinya, sebelumnya beli buku panduan yang enak dibaca, sekalian saat membeli BlackBerry, biar terlihat sama pintar seperti telepon selulernya, :p. Apalagi, bapak-bapak dan ibu-ibu yang jelas-jelas neuron-neuronnya sudah mati satu per satu perlahan-lahan. Generasi ini tentu saja perlu tutor yang menjelaskan cara menggunakan smartphone canggih yang baru saja dibeli. Dan tentu saja, generasi yang lebih muda (misalnya anak, keponakan, cucu) wajib menjelaskan dengan sangat sabar (haha).
Karena itu, ketika Ayah saya menelepon, dan tiba-tiba (entah ide ini datang dari mana) berencana ingin membeli BlackBerry, saya spontan teriak: JANGAAAN!!!

Friday, November 5, 2010

The Boy in the Striped Pyjamas


Sebelum saya lupa, kali ini saya akan menulis resensi film yang kemarin saya tonton, judulnya The Boy in the Striped Pyjamas. Film ini diangkat dari novel karangan John Boyne (2006) yang merupakan best seller di Amerika (menurut NY Times), dan juga di berbagai negara di seluruh dunia. Filmnya kemudian dirilis tahun 2008.

Film ini bersetting di Jerman, mungkin sekitar tahun 1930an, atau awal 1940an, saat NAZI masih berkuasa di Jerman.
Bruno, karakter utama dalam film ini, adalah putra seorang perwira tinggi NAZI. Awalnya, Bruno dan keluarganya hidup tenang di Berlin, sebelum ayahnya dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi, menjadi kepala kamp konsentrasi Yahudi di sebuah desa. Digambarkan ayahnya adalah perwira berkarier sukses, dan ibunya adalah ibu rumah tangga yang pandai dan berhati lembut.
Saat pindah ke rumahnya yang baru, Bruno dan kakak perempuannya, Gretel tidak bersekolah seperti biasa, melainkan bersekolah di rumah. Karena itu, Bruno merasa kesepian dan tidak punya teman. Bruno sering melihat lewat jendela kamarnya, ada suatu tempat yang dianggapnya “pertanian” dan Ia melihat sekelompok “petani” dan anak-anak yang kesemuanya menggunakan “piama” bergaris.
“Pertanian” yang dilihat Bruno itu ternyata adalah kamp konsentrasi. Bertembok duri dan beraliran listrik, kamp konsentrasi tersebut dikepalai oleh ayahnya. Diam-diam pergi ke “pertanian” tersebut, Bruno kemudian bertemu dengan Shmuel, anak yang biasa duduk di sudut halaman dalam kamp sambil menunggu waktu wajib bekerja habis. Mereka berinteraksi tidak seperti anak-anak biasa karena terbatas pagar kamp.
Cerita ini jelasnya sama sekali tidak berakhir “happy ending”. Di akhir cerita, bahkan Bruno dan Shmuel ikut masuk dalam kamar gas bersama puluhan orang-orang yang sudah tua, tanpa sempat diselamatkan oleh ayah Bruno walaupun sudah berlari dalam hujan.
Diceritakan bagaimana kehidupan dalam kamp, tentang teoritis kehidupan dalam kamp dan penerapannya yang jauh dari kata layak dan manusiawi. Dalam film ini, juga dapat diketahui bahwa tidak semua orang Jerman pada zaman itu, bahkan ibu Bruno sendiri sebagai istri perwira NAZI, mengetahui apa yang dialami orang-orang Yahudi tersebut setelah masuk dalam kamp konsentrasi. Karena itu, saat mengetahui fakta yang terjadi dalam kamp, ibu Bruno stres dan berniat memindahkan Bruno dan kakaknya ke tempat yang lebih aman bagi perkembangan psikis mereka.
Dalam cerita ini juga diketahui bahwa orang Yahudi yang bersedia menjadi tentara NAZI, akan selamat dari holocaust. Namun, tentu saja, dengan menjadi tentara NAZI, mereka harus memburu dan menganiaya saudara-saudara mereka sendiri.
Dalam film ini, dikemukakan berbagai sisi lain dari bangsa Yahudi yang dikenal cerdas namun kejam (akibat invasi Israel ke Palestina). Setiap orang tentu tidak setuju adanya holocaust bukan, karena di hati nurani setiap insan yang beradab pasti menyimpan rasa kemanusiaan terhadap sesama manusia. Holocaust memang semestinya tidak boleh ada, namun bangsa Yahudi juga tidak perlu melakukan invasi ke Palestina.
*setelah melihat Wikipedia, baru nyadar kalau pemeran ayahnya Bruno adalah pemeran Remus Lupin di Harry Potter, hahaha :D*

Sunday, October 3, 2010

Skripsi?


    Lama tidak menulis di blog (baca: curhat), rasanya seperti ada yang hilang. Tidak ada hal yang spesifik dari kegiatan Saya belakangan ini: kuliah seperti biasanya, praktikum seperti biasanya, pretes dan responsi seperti biasanya, dan menetap di kos saat weekend seperti biasanya.
                Akan tetapi, topik terhangat se FK-UNS raya 2 minggu terakhir ini adalah: SKRIPSI. Bayangkan, pengajuan topik dan pembimbing baru dapat dilakukan 13 Desember 2010 (menurut jadwal dari Tim Skripsi). Tetapi, huru-hara sudah terjadi di kalangan mahasiswa. Mulai dari rebutan daftar di lab, sampai menghubungi calon dosen pembimbing idaman.
                Ya, mahasiswa memang malas mengambil topik klinis. Alasannya klasik: dokter klinis tidak punya waktu untuk membimbing mahasiswa. Mahasiswa dibiarkan berkelana sendiri mencari bahan-bahan, sementara dokter klinis tersebut terlalu mudah memberi ACC. Ketakutan yang timbul hanya satu: kesulitan saat menyusun skripsi.
                Begitu juga dengan Saya. Setelah rekan-rekan sejawat heboh dengan berita penuhnya kuota laboratorium Histologi dan Biologi, Saya juga lantas bergegas mencari-cari dosen pembimbing di lab Farmako. Memang, topiknya sudah Saya siapkan. Saya juga lumayan sudah mencari-cari jurnal yang terkait dengan topik tersebut.
                Tidak mudah memang menghubungi dosen. Saat dosennya Saya temui di lab, Beliau malah bingung sendiri, karena belum menghitung dengan pasti mahasiswa yang telah mengajukan permohonan menjadi pembimbing atau penguji. Beliau malah bingung, berapa kuota mahasiswa yang bisa dibimbing atau diuji.

dibawah ini: surat pernyataan dosen yang didapatkan setelah melalui perjuangan.


                Saat dikonfirmasi di bagian skripsi, Tim Skripsi memang terlihat santai. Wajar saja, karena sesuai kebijakan, bagian skripsi baru membuka pendaftaran bulan Desember 2010. Jadi, siapa yang menyebabkan huru-hara ini?
                Sepertinya, di kelas Saya lah timbul pertama kali kehebohan ini. Saat saya lihat di pendaftaran bagian Farmakologi, mahasiswa yang mendaftar kebanyakan merupakan teman sekelas Saya. Hanya ada beberapa mahasiswa dari kelas sebelah yang sudah mendaftar. Dan kuota lab Farmako pun sudah terpenuhi, jadi mahasiswa lain dari kelas sebelah sudah tidak bisa mendaftar lagi.
                Yang lebih saya herankan lagi, mengapa teman-teman Saya ini sudah heboh mencari pembimbing dan penguji 2 ya? Padahal, pembimbing dan penguji 2 menitikberatkan materinya hanya pada metodologi penelitiannya, bukan pada substansi atau inti penelitian atau topiknya. Yah, mungkin sekedar efek sedatif saja ya, :D. Lebih cepat lebih baik, seperti jargon salah satu Capres dalam Pilpres 2009 lalu.
                Pendaftaran skripsi ini pun jadi berubah seperti seleksi alam: siapa cepat dia dapat atau siapa kuat dia dapat (quote: teman saya yang insya Allah akan menyusun skripsi bersama). Ya, memang, ada benarnya, dapat dibuktikan sendiri lah nanti. Gerakan teman Saya ini memang cepat, dalam waktu singkat bisa mendapatkan tandatangan dosen pembimbing dan penguji. Untunglah, dia mengingatkan Saya agar bergerak lebih cepat, jika tidak, mungkin Saya masih bergerak lambat. Dan pada akhirnya akan kehabisan dosen pembimbing dan penguji 1. Terima kasih ya teman :D, semoga Skripsi kita nanti SUKSES! Amiin, :).

Monday, August 16, 2010

Mouse Bluetooth Pembawa Petaka


Hari Sabtu siang kemarin (14 Agustus 2010) saya diminta ayah membeli mouse Bluetooth. Sebagai seorang anak yang lebih hi-tech daripada ayah *ini beneran lho, bukannya narsis, wakaka*, saya memberi beberapa masukan soal mouse Bluetooth. Sepanjang yang saya mengerti, menggunakan mouse Bluetooth berarti menghabiskan baterai lebih cepat. Tapi, ayah sudah terburu jengkel karena seringkali mouse kabel *sudah optik sih sebenarnya* yang digunakannya rusak. Mungkin karena memang sifatnya mobile, mengikuti notebook kemanapun pergi, jadi kabelnya sering tertekuk *mungkin,,*.


Saya pun berangkat ke toko komputer  terdekat bersama adik saya yang sepertinya kurang bermanfaat untuk menjadi penasihat dalam memilih barang belanjaan seputar teknologi *adik saya juga gaptek, apalagi ibu saya, wah,wah speechless lah kalo ngomongin Mama*. Tiba disana, hanya ada 2 macam mouse Bluetooth: yang satu yang saya beli, dan satunya lagi berukuran kecil. Saya pertimbangkan, tidak mungkin ayah menggunakan mouse kecil yang berwarna putih itu. Telapak tangan ayah kan lebar, mana mungkin nyaman menggenggam mouse kecil itu. Jadi saya putuskan, memilih mouse ini dengan alasan ukuran yang lebih besar dan desain yang lebih nyaman di tangan. Walaupun waktu itu hanya tersedia 2 warna: pink keunguan seperti warna Honda Beat yang menjijikkan apalagi kalau dipakai ayah yang tentu saja adalah seorang pria, dan warna pink-kemerahan seperti warna Honda Vario yang juga menjijikkan tapi menurut saya lebih baik dibandingkan pink-ungu seperti Honda Beat. Setelah saya menarik napas panjang, jadilah saya bayar mouse itu, harganya Rp. 140.000,- *wtf, cukup buat beli mouse kabel sebanyak 3 atau 4 biji*. Dibawah ini adalah gambar mouse tersebut.

Tiba dirumah, beruntung bahwa ayah tidak complain masalah warna. Karena sebelumnya saya sudah bilang, pilihannya tinggal 2 *wakaka, emang kok, menurut saya yang ini yang terbaik diantara yang terburuk*. Menurut ayah, lebih baik pulang membawa sesuatu daripada tidak sama sekali. Huff, untungnya.


Masalah rupanya belum berhenti sampai disitu. Ternyata, mouse yang digunakan error. Setiap diklik kiri, muncul jendela baru Mozilla firefox *masalah apalagi iniii..*. sepanjang hari Sabtu sampai malam saya bolak-balik browsing dan reinstall tapi belum ada hasil. Hari Minggu saya bosan jadi sudah mulai mutung mencari penyelesaian.


Pagi ini, akhirnya saya menemukan akar masalahnya. Di Human Interface Device, terinstall double driver. Satu driver yang palsu yang tidak bisa di enabled maupun disabled itu ternyata harus diuninstall. Wah, kenapa saya tidak kepikiran dari kemarin ya, kemarin saya uninstall dua-duanya lalu diinstall lagi, jadi sama saja bohong.


Teknologi untuk generasi tua memang harus dimodifikasi sedemikian rupa agar tidak membingungkan. Karena nyatanya, walaupun ayah adalah seorang programmer, sekarang sepertinya dalam proses penuaan itu juga berlangsung proses pemalasan. Hehe.


Anyway, Eureka! I found it! Hehehe


*NDESO, gitu aja pamer

Wednesday, August 4, 2010

Dealing With Jimny


Kemarin pagi (Selasa 03 Agustus 2010), saya mencoba untuk ‘dealing with’ jimny ‘trepes’ 1982, mobil tua *lah, habis ga ada yang baru, hehe* yang biasa digunakan Ibu saya kemana-mana, mulai dari kegiatan di kantor Ayah kalau acaranya siang *jadi nggak bisa bareng*, ke pasar, mengantar adik saya daftar-daftar sekolah *sekarang sih sudah mulai belajar, jadi yang nganter saya pake motor, :D*, atau sekedar beli beras agar tidak berat *yang ini kayaknya nggak penting, sekalian aja pake gerobak Ma. :D*
Sebelumnya, saya memang ‘sudah’ bisa menyetir mobil. Tapi kalau mobilnya mogok atau mesinnya mati di tengah jalan karena salah mengatur kopling, tingkat stress saya pasti naik 259%. Akibatnya terjadi hipersekresi glandula sebasea. Jadi, sementara ini, izin mengemudi hanya diberikan Ayah untuk memanaskan, memindahkan dari garasi ke halaman, keluar ke jalan di depan rumah *Cuma di jalan pas depan rumah saja, jadi nggak terus jalan* lalu kemudian masuk lagi ke halaman, pindah ke carport, kemudian masuk ke garasi lagi.
Ayah      : itu mobilnya dipanasin ya Nduk. Masukkan ke sana *nunjuk halaman*, terus kesini *carport* terus masukkan ke garasi, diulang-ulang aja, maju-mundur begitu, biar ban nya bergerak.
Mama   : *ngomporin, hehe* lha, itu kalau disuruh ngeluarin mobil mah ada saja alasannya. Hehe ya kaan?  Jangan sampai mati dong mesinnya, coba.. hehe *:p*
Saya       : Iya yah, beres. Hoho. *Pede banget dah, padahal mati melulu kalo tanjakan*
Ayah      : ya emang agak beda dong sama avanza *mobil dinas yang dipake Ayah kemana-mana, yang kami pake juga sih, lha, ayah dengan isengnya mencopot jok belakangnya jimny sih, jadinya jimny itu hanya punya 2 seat, layaknya mobil sport, haha*
Saya       : iya, hehe. Koplingnya harus dibantu gas biar nggak mati ya Yah?
Ayah      : iya, haha. Yang penting gini, belajar itu bagusan pake mobil jelek, biar nanti suatu saat nyetir mobil yang bagus gampang bisanya. Kalo belajar pake mobil bagus, suatu saat dapet mobil jelek nggak bisa lho.
Saya       : *lah, nyindir gua dah, :D* iya, haha. Dinar tuh ya, modelnya kayak gitu, :D haha.
                Jimny hitam itu memang bisa dibilang kasihan, jarang digunakan berjalan. Jam terbangnya *eh, emang bisa terbang* di sini kurang. Rencana yang dulu buat dipake ke kebon  itu kayaknya belum ada 5 kali deh dipake kesana. Ayah saya itu memang sepertinya enggan atau malas menggunakan mobil yang belum fit 100%. Jadilah, saya dan Mama menjadi ‘test driver’. Haha.
                Setelah berusaha sekitar 45 menit, jadilah saya menjelajahi 4 wilayah yang sudah dipersyaratkan: garasi, carport, halaman, dan jalan depan rumah. Tapi yang bisa saya berikan gambarnya disini *narsis dikit gapapa ya, :D* hanya gambar di carport dan garasi. *pamer kalo udah bisa parkir di tempat sempit,, hehe :D*


Diatas ini gambar  di carport. Lumayan lah ini, kalau kemiringan terhadap sisi panjang carport sih 100% tidak masalah, karena pintu gerbangnya memang miring juga. Syarat-syarat parkir di carport sudah terpenuhi: tertutup atap, terlindung dari sinar matahari dan hujan, tidak menghalangi jalan di sebelah kanan, akses ke kran air masih terbuka lebar. Nilainya 97 lah *pede amat yak*


Yang diatas ini gambar setelah masuk garasi. Tampak luar, kemiringan sekitar 5° tidak tampak bukan? Hehe :D lumayan lah, akses ke kanan *motor* dan kekiri *carport* terbuka, jadi tidak menghalangi jalan. :D
Tapi setelah diperhatikan baik-baik, maka bisa terlihat kemiringan itu seperti gambar dibawah ini:


Perhatikan letak ban depan dan ban belakangnya terhadap garis keramik. Tapi, setidaknya keempat bannya lurus, tidak membelok. Yihaa! Saya sudah bisa! Tinggal turun ke jalan *mau demo apa belajar nyetir yak, :D* hahaha.










Saturday, July 24, 2010

Tuntunan OSCE CV dan Abdomen-Hernia

Seperti tuntunan Sholat yang banyak ditulis dimana-mana dan bukunya pasti dibeli oleh anak-anak TK-SD, yang sudah lancar membaca, *tunggu dulu, ya benar, waktu TK saya sudah bisa membaca cukup lancar, tapi kalau berhitung baru 1-10 saja, :)* tuntunan OSCE kali ini tidak kalah pentingnya.

Sebagai dokter yang kompeten, anamnesis paling tidak dapat menghasilkan mencapai 50% dari diagnosis. Apalagi jika ditambahkan pemeriksaan fisik. Kebanyakan anamnesis+pemeriksaan fisik sudahh dapat menjelaskan simtom yang dialami.

Berikut ini, sampah OSCE yang sangat tidak layak dimasukkan dalam blog resmi *halah* yang lainnya.


 

Pemeriksaan Cardiovascular

No

Point

Laporan

1

Perkenalan, jelaskan maksud pemeriksaan.

Selamat pagi Pak, saya ____. Hari ini pemeriksaan jantung ya Pak.

2

Minta pasien berbaring, melepas baju atas.

Silahkan berbaring ya Pak, pakaian atasnya mohon dibuka.

INSPEKSI

3

Bentuk dada

  • Bentuk dada simetris.
  • Sternum tidak menonjol.
  • Tidak ada cicatrix, tanda inflamasi.
  • Tidak ada bentuk pigeon breast, barrel chest (karena emfisema), kifosis.

4

Ictus Cordis

Normal, IC tidak terlihat kecuali pada orang kurus.

  • Ictus cordis terlihat/tidak, N di SIC V ln. midclavicula sn 2 cm ke medial.

PALPASI

5

Ictus Cordis

  • 3 Posisi: Supine, LLD, dan Bungkuk kedepan.
  • Kalau supine sudah terlihat, LLD atau bungkuk kedepan tidak perlu.
  • NILAI: Lokasi, Diameter, Amplitudo, Durasi
  • IC teraba di SIC V ln. midclav sn 2 cm ke medial.
  • Diameter <2,5 cm, dalam batas N.
  • Amplitudo tidak kuat angkat, tidak meninggi.
  • Durasi tidak memanjang (N 2/3 sistole)

6

Melaporkan hasil palpasi IC

7

Thrill

Dinilai pada IC.

Tidak teraba thrill pada IC.

PERKUSI

8

Menentukan batas jantung

  • Perkusi dilakukan dari arah cranial ke caudal.
  • Dari lateral ke medial (sn dari ln. axillaris anterior sn, dx dari ln. midclav dx).
  • Batas jantung kiri atas di SIC II ln. parasternalis sn.
  • Pinggang jantung di SIC III ln. sternalis sn.
  • Batas jantung kiri bawah di SIC V ln. midclav sn 2 cm ke medial.
  • Batas jantung kanan tidak melebar diluar sternum.

9

Laporan batas jantung

  • Batas kanan redam jantung
  • Batas kiri redam jantung

AUSKULTASI

10

Auskultasi dalam 3 posisi:

Supine untuk 4 katup menggunakan membrane stetoskop.

Lokasi katup:

  1. Aorta: SIC II ln. sternalis dx.
  2. Pulmonal: SIC II ln. sternalis sn.
  3. Tricuspid: SIC III/IV ln. sternalis sn.
  4. Mitral: SIC V ln. midclav sn 2cm ke medial.
  • BJ 1 dan 2 intensitas normal, regular. Tidak terdengar splitting, tidak terdapat bising jantung atau bunyi jantung tambahan.

LLD untuk katup mitral (menggunakan bagian bell stetoskop)

(jangan lupa tangan kiri pasien diminta keatas untuk menarik m. pectoralis mayor)

  • Terdengar BJ 1 lebih keras daripada BJ2. Intensitas normal, regular.
  • Tidak terdengar splitting, bunyi jantung tambahan, bising jantung.

Bungkuk untuk katup tricuspid (mulai di mitral kemudian pindah menyusuri prekordium)

  • Menggunakan membrane stetoskop.
  • BJ1-2 intensitas normal, reguler, tidak terdapat splitting, bunyi jantung tambahan, dan bising jantung.

10

Kesimpulan

  • BJ1 dan 2 intensitas N, reguler.
  • Tidak terdapat splitting, bunyi jantung tambahan, dan bising jantung.
  • Tidak terdapat pericardial friction rub.


 

Keterangan:

  1. Bunyi jantung tambahan: BJ3, BJ4, opening snap, ketukan pericardial, friction rub.
  2. Karakteristik bunyi tambahan: lokasi, kapan terjadinya, intensitas, nada, pengaruh respirasi.
  3. Bising jantung, karakteristik: lokasi, kapan terjadinya, bentuk, arah penjalaran, intensitas, nada dan derajat bising).


 


 

Pemeriksaan Abdomen dan Hernia

No

Point

Laporan

1

Jelaskan tujuan pemeriksaan, minta pasien telentang

Selamat pagi Pak, saya ____. Hari ini pemeriksaan perut ya Pak, silahkan berbaring.

2

Pasien diminta membuka pakaian seperlunya

Mohon pakaian atasnya dibuka ya Pak.

3

Minta pasien menekuk lutut dan rileks

Lututnya ditekuk ya Pak, santai saja, tidak usah tegang.

4

Minta respon pasien

Nanti kalau sakit, bilang sakit ya Pak.

5

Berdiri di samping kanan pasien

Jangan sampai lupa.

 

INSPEKSI

6

Inspeksi

Simetris? Cicatrix? Tanda inflamasi? Umbilicus menonjol/ tidak? Hernia umbilicalis? Massa? Penonjolan vena?

  • Abdomen simetris.
  • Tidak terdapat cicatrix, tanda inflamasi, massa, hernia umbilicalis, dan penonjolan vena.
  • Umbilicus tidak menonjol.

7

Inspeksi dengan mata sejajar:

Untuk menilai gerakan peristaltic atau pulsasi aorta

Tidak terlihat gerakan peristaltic atau gerakan pulsasi aorta.

AUSKULTASI

8

Melakukan auskultasi sebelum perkusi dan palpasi.

  • Jangan sampai lupa
 

9

Auskultasi di tempat yang benar:

  • Aortic
  • Renal
  • Iliac

Bising usus normal 5-34 kali/menit.

Tidak terdapat desiran, friction rubs, bising usus ___x/menit, dalam batas normal.

PERKUSI

10

Perkusi di 4 regio abdomen sebagai orientasi

Timpani, timpani, timpani, timpani.

11

Perkusi untuk menentukan batas bawah hepar

  • Dari ln. midclav dx sejajar umbilicus kearah caudal sampai berubah bunyi menjadi pekak
  • Timpani à pekak (dari bawah)
  • Sonor à pekak (dari atas)
  • Liver span ___ cm, berada dalam batas normal. (Normal: 6-12 cm)

12

Perkusi untuk menentukan batas atas hepar

  • Dari daerah sonor paru di ln. midclav dx, kearah caudal sampai berubah bunyi menjadi pekak.

13

Perkusi Lien

  • Di SIC terendah SIC IX yang bertemu dengan ln. axillaris anterior.
  • Area trobe pekak negative.
  • Jika terdapat pekak, kemungkinan terjadi splenomegali.

14

Sama seperti nomor 13, tapi pasien diminta menarik napas. Kemudian diperkusi

PALPASI

15

Palpasi superficial di 4 regio abdomen

Tidak terdapat massa.

16

Palpasi nyeri tekan & nyeri lepas tekan di McBurney

Tidak terdapat nyeri lepas tekan.

17

Palpasi hepar

  • Tangan kiri dibawah, mendorong keatas, tangan kanan diatas, menekan kebawah saat inspirasi.
  • Saat ekspirasi tangan berpindah lokasi.

Tidak teraba hepar dan pergerakannya.

18

Palpasi lien

  • Tangan kiri dibawah, kanan diatas, sama seperti palpasi hepar.

Tidak teraba lien.

(jika teraba, kemungkinan splenomegali)

19

Palpasi ren

  • Ren dx: kiri bawah, kanan atas.
  • Ren sn: kanan bawah, kiri atas.
  • Inspirasi tekan, ekspirasi kurangi tekanan.
  • Nyeri tekan costovertebral
  • Tidak teraba lien
  • Nyeri ketok costovertebral negative.

20

Palpasi Vesica Urinaria dan Aorta

  • VU kosong à timpani, penuh à redup.
  • Aorta à pulsasi N tidak teraba.
  • VU tidak teraba.
  • Pulsasi aorta tidak teraba.

PEMERIKSAAN ASCITES

21

Pasien diminta telentang

Mohon telentang ya Pak.

22

Perkusi

Dari lateralnya umbilicus kea rah lateral. Pada daerah peralihan ke pekak ditandai.

 

23, 24

Pasien diminta miring

Dari tempat nomor 22 diteruskan ke arah semula.

  • Jika berubah jadi timpani berarti terdapat ascites.
 

25

Melaporkan

Tidak terdapat ascites.

TES UNDULASI

26

Tangan pasien di ln mediana, menutupi sisi kanan dengan kiri.

 

27

Mengetuk di salah satu sisi dan merasakan getaran pada sisi yang lain.

 

28

Melaporkan ada/tidaknya gelombang cairan.

  • Tidak terasa gelombang cairan pada tangan kiri.
  • Tidak terdapat ascites.


 

Saturday, June 26, 2010

Hal-Hal Bodoh Yang Dilakukan di Jalan Raya

Posting kali ini, saya menggunakan bahasa campuran; judulnya bahasa formal tapi penjelasannya bahasa informal. Ya, sebatas menikmati masa remaja (baca: teenager), sebelum berkepala dua, hehe.

Seperti Spongebob Squarepants yang pernah disuruh untuk membuat essay oleh Mrs. Puff, instruktur mengemudinya, tentang hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat berada di lampu merah, kali ini saya menerbitkan tulisan yang lebih umum, di jalan raya. Hal-hal bodoh ini menurut saya, sayang sekali, masih banyak dipraktekkan oleh masyarakat Indonesia. Tapi mudah-mudahan kedepan sebagai masyarakat pengguna jalan kita semakin sadar peraturan dan tata tertib di jalan raya.

Berikut ini hal-hal bodoh yang dilakukan pengguna kendaraan bermotor di jalan raya, yang seharusnya tidak dilakukan. Karena memalukan, :D.

1. Membunyikan klakson di lampu merah saat sedetik lalu lampu hijau menyala.

Alasan: Emangnya mobil didepan lo nggak liat lampunya udah ijo? Dia juga ga mau kali lama-lama di lampu merah. Ngapain coba? Ga guna banget jadinya kalo lo di lampu merah nglakson mobil di depan lo. Lo boleh nglakson saat udah kuning tapi dia belom jalan.

2. Khusus untuk motor: menyalip mobil dari sebelah kirinya, dengan kecepatan tinggi, di jalan yang sempit hanya satu lajur untuk setiap arah.

Alasan: salah banget nyalip dari kiri. Lo harus gentle, nyalip dari kanan. Kalo lo ntar jatoh, yang disalahin nanti yang bawa mobil. Jadi lo jangan nyusahin orang yang nyetir mobil ini lah. Lagian, dia juga kaget kalo lo ngebut , nyalip dari sebelah kiri. Saran gw, kalo lo hobi kayak gini, mending lo belajar nyetir mobil. Lo bakalan tau rasanya kayak apa.

3. Belok atau berhenti tidak memberi tanda/sign.

Alasan: ya kaget lah yang ada di belakang lo. Kalo lo masih sering melakukan hal ini, risikonya bagian belakang lo ketabrak.

4. Anda akan belok kanan atau lurus, sementara mobil/motor anda di lajur paling kiri, dimana ditempat tersebut aturannya belok kiri langsung.

Alasan: Lo nutupin jalan! That’s it!

5. Melihat kecelakaan tapi mobil/motor anda menghalangi jalan.

Alasan: sama kayak nomer 4. Plis ya, kenapa orang Indonesia pada norak, mending kalo lo mau liat berhenti aja sekalian, parkir. Jangan nutupin jalanan.

6. Menyebrang di tempat yang marka jalannya tidak putus-putus, apalagi garis ganda.

Alasan: Lo pasti tau kalo marka garis nggak putus-putus itu ga boleh nyalip. Bahaya! Lagian mobil yang lewat disitu pasti udah pede karena markanya mendukung mereka dengan aman, tanpa ada yang nyalip dari belakang, jalannya dimakan dari depan, atau ada mobil/motor nyebrang. Kalo gini trus lo ketabrak, bukan salah yang nabrak, tapi salah lo. Kenapa nyebrangnya di tempat yang markanya continue kayak gitu.

7. Mesin kendaraan anda mati di lampu merah.

Alasan: Lo ditungguin orang banyak! Nutupin jalan. Usahakan tenang saat ngelepas kopling, jangan buru2, nanti mesinnya mati.

8. Belok kanan tidak melihat kearah kiri atau sebaliknya.

Alasan: kalo lo belok kanan mestinya emang liat kanan dulu, tapi juga lo harus liat dari kiri apa yang akan datang kea rah lo. Jangan maen ngacir aja innocent langsung belok ga liat-liat.

9. Memutar di lampu merah.

Alasan: lampu merah tu kan ada yang datang dari arah depan lo. Jadi jangan muter karena nutupin jalan.

10. Khusus untuk motor: mengambil lajur kanan sementara sedang ada banyak mobil.

Alasan: dimana-mana di negara yang setir mobilnya kanan, kendaraan yang lebih kecil itu letaknya di kiri. Lajur kanan buat kendaraan yang kecepatan dan ukurannya lebih besar!

11. Menyalakan lampu tembak bermaksud untuk meminta jalan saat di depan dari arah yang sebaliknya ada mobil yang juga sedang menyalip mobil di depannya.

Alasan: ga usah ngeyel, alias bertahan ga mau ngalah. Pahamilah bahwa jalan itu milik bersama, maka keamanannya harus dijaga bersama.

12. Parkir menutupi jalan.

Alasan: gimana mau lewat? Kasian dong kendaraan yang mau lewat, harus nungguin lo pergi dulu baru mereka bisa keluar/lewat.

13. Mengambil jalan tengah diantara lajur dua arah.

Alasan: ini maksudnya mobil/ motor lo tepat berada diatas garis marka. Ya iyalah, jelas banget lo nutupin jalan. Apalagi kalo jalan lo pelan, kasian yang dibelakang ga bisa nyalip mobil lo.

14. Mendahului di lampur merah yang sedang hijau.

Alasan: lo Cuma punya space sedikit sebelum kena mobil yang berhenti di lampu merah dari arah yang sebaliknya.

15. Mendahului di tanjakan yang setelah itu turunan.

Alasan: lo ga tau ada apa dibalik puncaknya. Lo bakal kaget bahkan ketabrak kalo tiba-tiba dari arah yang berlawanan ada mobil/motor ngebut.

16. Mendahului di tikungan.

Alasan: lo kan ga bisa liat dari arah berlawanan. Emangnya lo di sirkuit, lagi balapan? Kalo di sirkuit lain ceritanya. Cuma ada satu arah. Lah kalo di jalan raya, bahaya! Kan ada dua arah!

17. Mendahului di daerah yang markanya tidak putus-putus, apalagi garis ganda.

Alasan: markanya kayak gitu, berarti daerah disitu nggak aman kalo dibuat salip-salipan. Entah jalannya yang emang sempit, selajur, naik turun, bergelombang, atau apapun, lo harus ikut aturan ini.

Itulah beberapa hal bodoh yang bisa saya lihat sehari-hari. Mungkin masih banyak hal bodoh lainnya yang belum saya explore. Tapi mudah-mudahan beberapa list hal bodoh ini sedikit mengingatkan dan menghindarkan kita untuk melakukannya. Semakin pintar pengguna jalan raya, semakin aman dan nyaman suasana di jalan raya, saya rasa. Semoga kita semakin pintar di jalan raya! Amin.