Thursday, November 1, 2012

Medical Series: dr. Koto's Clinic


Well,gue kalap nonton banyak film, dan gue merasa perlu mereview satu medical drama ini, dr. Koto's Clinic. Kalo TMD kadar dramanya hampir seimbang dengan actionnya (action: 60%, drama: 40%), di film ini menurut gue, dramanya jauh lebih besar daripada actionnya (kurang lebih 70% drama, 30% action).
ini yang namanya dr. Goto Kensuke

Drama ini bercerita tentang dr. Goto (tapi masyarakat sekitarnya salah panggil, mereka manggil dokter ini jadi “dr. Koto”) seorang dokter bedah yang melakukan suatu kesalahan (baca: luput) telah telat menangani satu pasien yang datang dengan acute abdomen (lupa ceritanya gimana), dan memilih untuk OP pasien yang satunya lagi (lupa pasien apa, kayaknya pasien jantung). Pasien dengan acute abdomen ini akhirnya meninggal, dan ternyata kakak pasien itu adalah seorang wartawan (wah.. kacau, tamat riwayat dokter di tangan wartawan yang lebay). Dokter tersebut tersudut oleh publikasi wartawan tersebut, dan terpaksa ‘membuang’ diri ke pulau terpencil, namanya Shikina, yang puskesmasnya jelek, dan cuma ada satu perawat dan satu petugas administrasi yang biasanya merangkap jadi asisten II pas OP.

dr. Koto dan puskesmasnya


FYI: ini anestesiologist yang ada di TMD 2 lho, hehehe. Di film ini ceritanya dia jadi penduduk setempat.
  
Perawatnya ini, mbak-mbaknya yang main di drama action science-fisika gitu, dulu pernah nonton, judulnya "Galileo", hehe. bagus juga tu dramanya. :D

                Intinya, seperti layaknya medical drama Jepang, banyak hal yang ga mungkin, dan agak mustahil dilakukan. Contohnya, di puskesmas itu ga ada ruang foto buat radiologi, tapi kok tau-tau bisa ada foto thorax, foto cruris AP lateral. Hahaha. Trus, sterilisasinya gimana ya, rada bingung juga dimana mau sterilisasi alat-alat. Trus, operasi mayor yang gede-gede dan melibatkan vaskuler (masuknya ke BTKV)bisa dilakukan di Puskemas sekecil itu. Waaw. Hebat sekali.
                Episode pertama emang sih Cuma appendectomy, trus berikutnya, berikutnya, ada colonectomy (apa sigmoidectomy ya, lupa), ada juga craniotomy, trus Opnya BTKV (lupa operasi apa). Agak mirip-mirip Team Medical Dragon juga, tapi di film ini, tindakan bedahnya ga terlalu diekspos. Yang lebih diekspos adalah dramanya. Hahaha. Salah gue nonton beginian. Harusnya yang nonton ginian mbak-mbak penggemar sinetronnya RC*I atau SC*V. Pasti mereka suka juga deh nonton ginian.
                Poin positifnya dari film ini, membangun semangat buat mereka yang mau PTT ke pelosok Indonesia, semoga punya semangat pengabdian yang sama kayak dr. Koto. Udah sih gitu aja kayaknya. :D