Wednesday, May 22, 2013

Jogja Trip 12052013


Berhubung adek saya yang satu ini (--ya emang Cuma satu sih) ga ada kerjaan post UN SMA, sambil nunggu registrasi on desk masuk universitas, dia pingin nginep di Solo dengan motivasi jalan-jalan ke Jogja. Yes, Jogja. Gak mesti seluruh Jogja, tapi cuma tempat wisata yang major aja. Sebenarnya adik saya ini sudah pernah ke Jogja, tapi itu dulu, sewakktu saya SD dan dia masih TK –dia jelas udah lupa (keterbatasan memori anak TK, hehe). Haha. Jadi dia protes, dan pingin jalan-jalan ke Jogja lagi.
Jadilah Minggu pagi tanggal 12 Mei 2013, kami naik kereta Prameks (jurusan Solo-Jogja) jam 5.30 dari stasiun Solobalapan, turun di stasiun Maguwo, sekitaran jam 6.30. Jam 7 Mama telpon, trus kaget kedua anaknya sudah sampai Prambanan sepagi itu (biasanya masih tidur, apalagi hari Minggu, hehe). Yak, destinasi pertama adalah: Prambanan. Dari Maguwo bisa naik bus TransJogja rute 1A, nanti busnya berjalan kearah timur ( --balik lagi). Tapi menurut saya lebih enak daripada naik bis Solo-Jogja (yang luamaa banget). Murah lho harga tiketnya. Single trip, 3 ribu rupiah saja J. Halte TransJogja ada di pasar Prambanan. Dari pasar bisa naik becak ke dalam kompleks candi. Harga jasanya 15 ribu rupiah, cukup lumayan daripada harus jalan kaki sekitar +- 1,5 km.
Di Prambanan, karena masih pagi, pada awalnya sepi pengunjung, tetapi semakin tinggi matahari, wisatawan yang datang semakin banyak dan kompleks candi menjadi semakin ramai J. Di kompleks ini selain candi (yaiyalah), ada museum, panggung sendratari Ramayana (kayaknya sih biasanya malam hari), taman bermain, toilet (hehe, tentu saja). Dalam kompleks ini ada fasilitas sewa sepeda yang single maupun tandem (20 ribu rupiah per jam), selain itu bisa naik kereta mini juga ( lupa harganya). Oiya, tiket masuk kompleks candi Prambanan ini (tanpa masuk ke candi Sewu) adalah 30 ribu rupiah.
Ini adik saya didepan pintu masuk candi Prambanan
Di dalam candi Siwa, candi terbesar dalam kompleks candi Prambanan
Kelar keliling kompleks candi sampai gempor, kami lanjut naik bis TransJogja lagi, rute  1A lagi. Kali ini tujuan kami adalah pusat kota (Malioboro, Benteng Vrederburg, Keraton, dan Taman Sari). Karena lapar belum sarapan, demi kepastian kebersihan makanan dan kejelasan makanan, kami memilih makan di McD (--yaah, penonton kecewa. Haha) di Malioboro Mall. Setelah itu kami jalan sampai depan Pasar Beringharjo. Eh, ditawarin becak sama bapak pengemudi becak. Saya tanya ‘Keraton berapa pak?’ – ‘lima ribu mbak’. Oke, jadilah saya setuju naik becak demi prinsip #hemattenaga.
Sampai di Keraton, kami masuk keraton. Tiket masuknya 5 ribu rupiah. Kalau membawa kamera, ada chargenya 2 ribu rupiah. Kami keliling keraton Jogja, bersama puluhan orang lainnya, termasuk anak-anak SD yang cukup heboh. Ngekor rombongan yang ada guidenya. Hehehe. Ruang pamer keraton Jogja yang go public sih menurut saya nggak sebanyak museum keraton Solo. Displaynya lebih sedikit daripada museum keraton Solo.
Kelar keliling keraton, kami ketemu lagi bapak pengemudi becak (beda orang lho sama yang tadi, hehe) yang menawarkan 3 in 1 trip: Museum Kereta Keraton, pabrik dagadu, dan pabrik bakpia, harga jasanya 10 ribu rupiah. Saya tanya ‘kalo Taman Sari pak?’ – ’10 ribu mbak’. Okelah, demi prinsip #hemattenaga, saya setuju naik becak lagi ke Taman Sari.
Bapak becak tersebut membawa kami ke tempat pertama: Museum Kereta. Disana tiket masuknya 3 ribu rupiah, izin foto 2 ribu rupiah. Kami keliling-keliling museum yang lebih mirip kayak showroom mobil gitu deh (kereta jaman dulu = mobil jaman sekarang). Kemudian kami dilewatkan ke pabrik (menurut saya sih, semacam workshop atau showroom) dagadu dan bakpia pathok. Kemudian baru menuju tempat tujuan yang sebenarnya: Taman Sari.
Nah, bapaknya itu membawa kami ke Taman Sari lewat istana air (pintu belakang). Nah, tentu saja kami bingung kayak anak ayam ilang mencari dimanakah loket dan Taman Sari yang ada kolam-kolam airnya seperti yang ada di foto-foto. Kami masuk terowongan, balik lagi, kemudian masuk lagi, dan baru menyadari kalo loketnya ada di ujungnya terowongan tersebut. J
Kami masuk Taman Sari, harga tiketnya 3 ribu rupiah. Kemudian bersamaan dengan segerombolan orang (--ga tau darimana deh) kami masuk ke area kolam. Yah, mungkin sedang tidak beruntung, airnya berwarna hijau dan air mancurnya tidak sedang dinyalakan. Hahaha. Sebenarnya ada satu lagi kompleks Taman Sari, yaitu Sumur Gumuling, tapi saya sudah keburu lelah membayangkan perjalanan menuju tempat itu yang harus keluar-masuk perkampungan.
Taman Sari nih, hehe :)
Kelar dari Taman Sari, kami naik becak lagi (#hemattenaga) menuju tujuan berikutnya, yaitu benteng Vrederburg. Kali ini ongkos becaknya 15 ribu, karena jaraknya agak jauh dan menanjak. FYI, Vrederburg posisinya dekat dengan Beringharjo –lokasi awal naik becak. Hehe. Tiket masuk Vrederburg ini paling murah lho, cuma 2 ribu rupiah. Menurut saya, Vrederburg ini mirip seperti Monas gitu, isinya display barang-barang bersejarah, diorama dan sejarah perjuangan Indonesia, khususnya rakyat Jogja dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI. Di Vrederburg, kami istirahat dan sholat (di mushola yang dulu menjadi penjara).

males minta fotoin orang lewat+ga pake tripod = begini ini :D

Ini dari arah dalamnya Vrederburg
Selesai dari Vrederburg, kami berjalan menyusuri jalan Malioboro, sempat masuk Pasar Beringharjo (adik saya membeli rok batik). Kemudian kami pusing melihat kerumunan orang dalam pasar, yang luar biasa ramai. Karenanya, kami memutuskan untuk keluar pasar dan kembali ke pinggiran jalan Malioboro. Berhubung masih agak kenyang, kami memutuskan untuk membeli burger KFC di Malioboro Mall (KFC di lantai paling atas), sambil ngadem. Hehe. Kelar makan burger, kami jalan menuju stasiun Tugu, beli tiket prameks, terus naik kereta jam 14.40.
Jogja trip accomplished. :D